Sabtu, 31 Desember 2011

Resolusi 2012


hari ini udah malam tahun baru, yakin deh tahun baru kali ini aku Cuma tinggal dirumah aja, gak kayak tahun lalu aku bisa tahun baruan sama dia [ I ], tahun lalu aku masih bisa jalan bareng dia, aku masih bisa tertawa n nangis bareng dia, tapi itu tahun lalu, dan pergantian tahun kali ini aku tak bisa merasakan itu semua. Aku kangen, sumpah kangen banget sama dia.  Kalau keadaanku begini rasanya tuh pengen balikan sama dia, tapi aku terus menahan diri untuk itu semua karena aku gak mau menyakiti dia dan disakiti dia, aku gak mau kita tersakiti lagi, aku sayang banget sama dia tapi aku gak harus memiliki dia, aku pengen banget dikasih satu kali kesempatan sehari bersama dia, aku pengen banget meluk diaa semenit aja, aku pengen ngomong sama dia kalau aku memang masih sayang sama dia, aku masih tak bisa melupakannya. Tapi kesempatan itu gak pernah ada karena ternyata dia udah sering ngalamin hal ini, jadi dia menganggap hal ini dah biasa, dia gampang banget ngelupain aku, dia gampang banget membenci aku, padahal aku disini belum mampu melupakan dia. Aku sayang dia sampai sekarang tapi aku juga gak mau balik dan dia juga begitu, aku hanya ingin dia tau ini. Resolusi ku ditahun 2012 :

1.       Diberi umur panjang agar bisa meraakan tahun baru 2013 berikutnya,diberi kesehatan juga
2.       Bisa naik kelas dengan nilai memuaskan
3.       Sebelum dia LULUS aku harap hubunganku dan dia bisa membaik
4.       Sebelum dia LULUS aku harap bisa memeluk dia satu kali saja
5.       Jika memang aku dan dia tak akan pernah bertemu setelah kelulusannya aku hanya berharap bisa menghabiskan 1 hari FULL bersamanya
6.       Aku harap semuanya indah pada waktunya
7.       Aku harap aku tak menangisi kepergiannya
8.       Aku harap bisa melupakannya….

Mungkin hanya ini yang kuharapkan tentangnya gak lebih, karena sekali lagi aku tak bisa melawan kuasa Allah..


heyy youu ^ gimana keadaanmu, apa baik2 saja,, sorry aku nyuri fotomu di acc FB mu.
hmm... gak kerasa banget yah udah mau pergantian tahun lagi, ingat gak tahun bru yang lalu kita sama-sama tapi sekarang kita berbeda bahkan kamu udah serasa gak kenal sama aku.
IQHBAL kuharap hubungan pertemanan kita membaik..

Rabu, 28 Desember 2011

Curahan Hatiku Untuk Dia IV *tentang iqbal*


            
           Udah dua hari berturut turut hujan mengguyur kota Pangkajene dan sekitarnya, hmm.. hujan-hujan seperti ini enaknya dibawah selimut + denger music yang bikin galau + ingat mantan / masa lalu = nangiss berkepanjangan deghh *kasiian* ,,, beginilah aku yang kadang-kadang nangis sendiri,dan bingung sendiri kalau mengenang masa lalu, apa lagi kenangan masa lalu ku sama DIA ,aku memang udah 9 bulan ini berpisah dengan dia, tapi aku juga gak tau kenapa aku masih sulit untuk melupakannya, aku masih sering inget kenangan2 yang aku lalui dengan dia, padahal sekarang dia sama sekali udah gak peduli sama aku, dia malah gak pengen banget ketemu sama aku, dia seperti tak peernah mencintaiku, dia seperti tak pernah mengenalku. Aku bingung sama perasaanku ke dia, apa mungkin memang aku sudah tak mencintainya ?, tapi kenapa aku masih saja mencari keberadaannya ketika dia tak Nampak disekolah, kenapa aku masih saja ingin mencuri perhatiannya, kenapa aku masih saja ingin tahu sedang apa dia dengan wanita2 yang ada disekitarnya, kenapa aku masih saja ingin tahu dengan siapa dia dekat / pacaran sekarang !!! , Apa aku masih mencintainya,? tapi kenapa aku terkesan membencinya, kenapa aku tak berani menatapnya, kenapa aku tidak suka bila dia sok pasang wajah yang seakan menganggapku sampah itu, kenapa aku menjauh bila dia berada tak jauh dariku, kenapa aku begini, kenapaaaaaaaaaaaaaaaa,, ini benar-benar membuatku bingung, sangat membingungkan. Ini juga membuatku tersiksa, aku tersiksa dengan perasaan seperti ini, aku merasa ini sangat berat untuk ku lalui. Padahal dia dan hidupnya sekarang lebih baik tanpa aku, bahkan dia terkesan hidup sangat bebas setelah berpisah denganku. Aku tak tahu sampai kapan aku begini, mungkin memang aku harus terus BERSABAR hingga waktu kan menjawab semuanya,,,,,,

            Setidaknya aku belajar banyak dari dia, aku mengerti akan arti tersakiti, aku memahami arti ketulusan cinta, dan dengannya hidupku terasa sangat berarti. Berkatnya aku merasa berharga, dan mungkin itulah salah satu factor kenapa aku belum bisa melupakannya. Dia tahu cara menghargai wanita, dia tahu cara menyayangiku, dia tahu cara membuat ku jatuh cinta padanya sampai akhirnya dia tahu bagaimana membuatku terluka karena kehilangan cinta,kasih,perhatian dan ketulusannya, aku sangat menyesal pernah menyia-nyiakan lelaki seperti dia, aku menyesal karena kehilangan orang yang sangat berarti untukku, hingga akhirnya aku menyerah,mungkinkah aku menemukan lelaki seperti dia namun BUKAN dia, lelaki yang menemaniku di masa yang akan datang. Hingga detik ini aku masih belum mampu melupakan anda è IQBAL KAMAL USMAN.

            Jujur nah, ndag pernah ka beerharap musuhan begini, ndag pernah ka berharap setelah putuski nda bisa sahabatan, hmmm,,, mauu ka baik-baik sama kita tapi ujung2nya percuma ji karena tetap ka kita cuekin, tetap ka kita benci, mungkin BERHASIL mki LUPAKAN ka, tapi belum tentu mauki MAAFKAN ka…

            IQBAL,,maafkan ka. Kuharap kita baca ini, walaupun harus menunggu, aku yakin suatu saat saya bisa melupakan anda. Suatu saat anda bisa menyapa saya lagi, suatu saat anda ingin berteman bersama saya lagi, dan suatu saat anda tahu kalau anda adalah seseorang yang SANGAT berarti dalam hidup saya, meski tak harus saya miliki,saya sangat menunggu SAAT itu tiba,saat dimana anda BENAR-BENAR mau memaafkan saya, terima kasih atas kebersamaan yang anda berikan kepada saya,,, 6 bulan  ( 19’09’10- 04’04’11) memang belum cukup buat saya, tapi pernah menjadi kekasih anda sudah membuatku bahagia terima kasih iqbal,, anda membuat saya mengerti segalanya… maaf kan jika selama ini saya sering membuat anda kesal. Tahun-tahun berikutnya saya mungkin takkan pernah bertemu dengan anda lagi jadi saat ini saya sangat memohon maaf atas kesalahan saya tapi saya harap sesekali anda ingat nama saya, anda ingat wajah saya, dan anda ingat 6 bulan kebersamaan kita, semenit saya rasa sudah cukup untuk mengingatnya, hmm.. yang penting anda ingat WINDA WIDYASTUTI pernah bersama anda,setelah itu terserah anda mau melupakan saya dan tak mau mengingat tentang saya lagi, sekali lagi maaf IQBAL….. 

Maaf kalau anda merasa terganggu atas postingan ini, maaf kalau anda tak suka, tapi kuharap anda benar-benar membaca ini dan anda mau mengerti.

mungkin ini sama saja jika saya mempermalukan diri saya, karena siapa yang tahu jika suatu saat ada kenalan anda atau pacar anda yang membaca ini, tapi ini pengakuan saya, saat ini memang ini yang saya rasakan.

buat kalian yang udah baca, TERIMA KASIH

*note : kalau kenal dengan dia, tolong sampein ini ke dia...

Selasa, 27 Desember 2011

PORSENI XI.IA.4 at SMANSA PANGSID edisi 26 Desember 2011


          Pagi ini hujan lagi, hmm.. dinginnyaaa sampe menusuk tulang. Oh ya aku mau cerita tentang kejadian-kejadian yang ku alami kemarin. Gara-gara kemarin aku ikut lomba tarik tambang,seluruh badanku jadi sakit semua, gak bisa gerak malah,padahal nanti masih ada lomba tarik tambang dan ini partai FINAL, gak nyangka kelas XI.IA.4 masuk FINAL,ternyata aku dan teman-temanku kuat-kuat juga yah *hahhaa*, tapi dibalik kemenangan kita ada insiden yang  tidak mengenakkan, kita disangka berbuat curang oleh lawan kita ( kelas X.6) padahal menurut kita, kita bermain secara benar, sama sekali gak curang, malah kita dituduh dibantu oleh salah seorang teman disana, padahal kita bertujuh yang melakukan itu, sampai-sampai tangan dan kaki kita berdarah. Akibat dari tuduhan itu, terpaksa pertandingannya diulang, kita jengkel,kesal, huuuuuuuuuuuuuu sangat ingin marah, tapi ini juga sudah keputusan wasit, jadi kita gak boleh protes. Pertandingan pun diulang, satu hal yang bikin aku deg-degan yakni kalah disini,kita pasti malu, jadi  kita mengarahkan seluruh kekuatan yang ada demi memenangkan pertandingan ini, dan akhirnya usaha kita tidak sia-sia, kita menang yeeeeeeeeeeeeeeeeee…yeeeeeeee

          Terlanjur,kita sudah sangat marah dengan adek kelas yang sok itu, kita sudah muak dengan tingkah mereka yang sok, padahal dia masih adek kelas, tingkahnya udah kayak senior aja. Setelah pertandingan tarik tambang , teman sekelasku (yang cowoknya) bertanding Volly melawan kelas X.8, aku pun sangat antusias, tapi tiba-tiba gak mood karena disana ada I**b** ihhhhhxxxxzzzzzzzzzzz,,,, apa di’ ndak kutau mi degh bagaimana, campur aduk perasaanku, tapi ndag ku tau kenapa senang ka kemarin, haaaaaaaaaaa bingunggggggggggggggg………….. lanjut cerita, kelas XI.IA.4 menang di pertandingan ini, Volly putranya memang oke, putrinya juga donk,,*hahah* hmmm…. Udah berhenti hujan ternyata, okedeh mau keskolah dulu, soalnya hari ini mau lomba nyanyi juga ( Edd,, suara pas.pasan mau nyanyi, hancur smansa, hahah) jelekji suaraku kowdonkkk,, kenapa saya yang disuruh menyanyi, POPSONG pasti nda ada juara diambil, karena saya yang menyanyi. Coba bede yang bagus2 mo suaranyaaa,,ihxxxzz hancurnya deh suaraku. Lagu bugis lagi MALO TEMMADARA. Beda sekali suaranya A.TENRI UKKE sama suaraku 1 : 100,, haaaaaaaaaa pesimis ka, nda mau ka tampil deh biarmi dimarahika sama Pak Bur (wali kelasku). Kesekolahka dulu.. da..daa… hahahha

Minggu, 25 Desember 2011

tentang kakak kelas itu *haha*


            Kali ini aku mau cerita soal kakak kelas yang aku suka itu,karena kebetulan hari ini aku sering banget lihat / ketemu dia disekolah,gak kerasa banget PORSENI yang diadaiin di Smansa Pangsid udah mau berakhir,hmmm….Liburan sebentar lagi nehh. Kembali ke topiik awal, tadi pagi aku nemenin temanku ke Mushallah sekolah karena dia lagi ada urusan disana, aku nemenin Cuma sampe didepan pintu mushalah aja, yahh sambil  aku nunggu dia disana tiba-tiba dan tak diduga-duga, kak riyank datang bersama salah seorang temannya dan dia lewat tepat didepanku, aku langsung deg-degan pastinya, darahku seakan akan mengalir lebih deras dari hujan yang terjadi tadi pagi, jantungku seakan akan menabuh genderang, aku tak tau lagi bagaimana menggambarkan perasaanku saat itu. Tapi dia berlalu begitu saja tanpa menghiraukan keberadaanku, padahal mataku tak pernah lepas untuk memandangnya. Hmm,,kak riyank cuek banget gak tau deh apa dia kenal sama aku atau tidak. Sabar dan terus bersabar deh mungkin dia tercipta hanya untuk aku kagumi, *hahaha..lebay ku*,, sewaktu aku ingin kembali kekelas temanku mengajakku untuk lewat didepannya, yah aku tau maksudnya tapi aku malu karena jelas-jelas dia gak peduli sama aku, ntar dia ngatain aku “mancing” atau “carmuk” didepannya, tapi tetap saja temanku lewat didepannya, dan aku sama sekali tak berani melihatnya, aku berlalu dan melewatinya begitu saja, padahal aku ingin sekali memandangnya lebih lama, namun aku harus mengurungkan niatku itu, karena ini juga demi kebaikanku, nggak baik juga terlalu berlebihan didepannya, nanti dia malah risih, dan bahkan bisa-bisa dia malas untuk bertemu denganku. Hmm,, aku harus berhenti bersikap terlalu berlebihan padanya…

            Nahh…waktu pacarnya temanku lagi Lomba tarik tambang ternyata dia juga ada disana, dia tidak menyadari keberadaanku  L dia asik sendiri aja nyorakin temannya yang juga lagi lomba, aku hanya terdiam dan terus memandanginya,memperhatikan setiap gerak-geriknya, memperhatikan apapun yang sedang dia lakukan, dia tertawa dan baru kali ini aku melihatnya tertawa seperti itu. Dia diam dengan wajah serius aku suka dia seperti itu, baru kali ini juga dia tertawa terbahak-bahak, baru kali ini aku mendengar suara tawanya, aku sangat bahagiaaaa hari ini J walaupun nyatanya dia hanya bersikap biasa-biasa saja terhadapku, bahkan terkesan cuek dan tak memperdulikanku :’(.

            Beberapa menit kemudian aku mendengar panggilan dari panitia Porseni bahwa pertandingan basket yang akan berlangsung selanjutnya adalah pertandingan antara kelasnya dan kelas XI.IS.2 hmmm… kali ini aku gak bisa nonton dia main, tapi dari kejauhan tepatnya di dekat lapangan Volly aku selalu meperhatikannya, melihat dia bermain, melihat dia berlari mengejar bola basket itu, walau dengan jarak hampir 100 M tapi bagiku jarak bukan lah halangan untuk bisa menyaksikan dia bermain. Huffttt…. Ini ceritaku hari ini tentang dia. Sebenarnya dari dulu aku telah mencoba untuk berhenti meperhatikannya, karena hampiir semuanya sudah tau kalau aku menyukainya, aku kan jadi malu tapi semuanya sudah terlanjur jadi aku harus menjalani semua ini, lagian 4 bulan lagi dia udah LULUS kok, lagi-lagi aku harus BERSABAR….

è è #dearsomeone if I'm thinking about you, will you do the same thing with me?

Sabtu, 24 Desember 2011

Cerita Winda waktu SD


Hai .. Namaku Winda Widyastuti, aku lahir pada tanggal 10 November 1995. Usiaku saat ini adalah 16 tahun,dan aku masih sekolah di SMA Neg 1 Pangsid. Dulu aku menamatkan sekolah dasar (SD) di SD N 10 Pangsid,kemudian melanjutkan study di SMPN 1 Pangsid. Aku anak pertama dari 4 bersaudara. saat ini aku adalah siswa di kelas XI.IA.4 .

Itulah riwayatku,hahah perkenalan namanya itu sede,siapa tau ada yang mau lebih tau tentang saya (GR ku,haha). Yahh ndag apa-apa ji mungkin di’ kalau kali ini mau ka’ posting tentang kisah/cerita Winda Widyastuti, artis dari mana itu,hahhaa *just kidding* yahh kali ini saya mau cerita tentang apa yang telah dan pernah saya alami selama ini. Tapi tidaak semuanya loh, hanya satu per satu kisah yang akan saya ceritakan.

Mulai dari SD dulu deh,hihihi. Waktu aku masih duduk di bangku kelas satu SD,diam-diam ternyata aku sudah mulai menyukai salah seorang teman laki-lakiku *gilaa boo umur 6 tahun iniee* awalnya aku dan dia hanya teman jalan biasa,maklum ini masih SD jadi jalan sama cowok belum di ejek2, disinilah aku mulai menyukainya, aku juga tidak tau apa itu dinamakan cinta atau hanya sekedar perasaan sesaat anak SD umur 6 tahun tapi yang jelas aku menyukainya dan aku senang berada didekatnya, namanya Fahri.

2 tahun kemudian tepatnya kelas 3 SD aku benar-benar baru pertama kali merasakan yang namanya CEmburu, iyaaa boss nah cemburu ka sama fahri karena waktu itu,wali kelas kami mengadakan permainan secara berpasangan dan permainan itu mengharuskan pasangan tersebut duduk saling berseblahan (duduk sebangku gitu), sumpah aku ngareeeeeeeeeeeeeeeeeeep banget bisa sama dia ehh ternyata dia sama temen cwek aku yang lain, sakit hati banget dah ( aduhh bo’ masa kelas 3 SD udah cemburuan sih *paraah banget winda yang dulu haha ),dan lebih sialnya yang  pasangan sama aku tuh bikin aku malah tambah malas buat ikut sama permainan ini,coba deh kalian bayangkan duduk sama cowok bodoh,pemalas,culun,ingusan,bau lagi ihzzz hahaha* pengen banget ini cepat berakhir, gak tahan juga lihat fahri sama dia terus ihzz mauku tukar posisis sama itu cewek deh, mesraaa nya minta ampun. 

Hampir 2 bulan aku menahan rasa cemburu ini terus menerus. Hingga akhirnya permainan itu berakhir, dan yahh aku sangat senang. Hari-hari seperti itu terus ku jalani tapi hanya sampai kelas 5 SD karena aku juga gak tau kenapa tiba2 waktu itu aku berpindah kelain hati *hahah* cowok itu teman sekelasku juga, temannya fahri juga ( mungkin aku akan ceritakan di postingan selanjutnya ! ), aku selalu menunggu kedatangannya, aku selalu ingin tahu apa yang dia lakukan, bahkan sering kali aku diam-diam ingin mencuri dan mengalihkan perhatiannya fahri. Mungkin dia tahu aku menyukainya, ahh bodoh amat. Itulah aku yang sejak kelas 1 SD sudah mulai “suka-sukaan” sama lawan jenis, padahal itu masih dalam usia yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat muda untuk merasakan apa itu Cinta. Hoaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmm ceritanya kapan2 dilanjut deh.

Thanks yang sudah mau baca kisahku …

Jumat, 23 Desember 2011

Kisah Paling Sedih


Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Curahan hatiku untuk Dia III

Okeyy malam ini aku galau lagi, karena mengenangmu…
            Hari ini aku sempat berpapasan denganmu disekolah, aku sempat melihatmu tapi entah kenapa setiap melihatmu aku selalu ingin menjauh, aku selalu ingin pasang wajah yang seakan-akan membencimu, aku bingung sama perasaanku ini, aku bingung ..kenapa aku bisa bersikap seperti itu di depanmu, kenapa aku terkesan membencimu, dan kenapa hubungan kita harus berakhir seperti ini.  Bukankah dulu kita sangat saling mencintai, bukankah dulu kita selalu bersama , bukankah dulu kau dan aku tak bisa terpisahkan,tapi kenapa sekarang saling bertatapan pun tak bisa, kenapa sekarang memberi senyum pun sangat sulit kita lakukan, apa mungkin hubungan kita harus berakhir seperti ini, apa kita harus saling bermusuhan .
            Ada apa dengan kita , tak bisakah kita kembgali walau sebagai seorang teman…
Kanda, aku hanya ingin semua baik-baik saja sebelum anda lulus, karena belum tentu atau sangat kecil kemungkinan kita bertemu jika anda sudah lulus sekolah nanti. Kenapa hubungan baik tidak bisa kita rajut, apa ada yang salah ??? sampai sekarang aku masih benar – benar bingung dengan anda..

Kamis, 22 Desember 2011

aku dan uchu




foto yg tersisa,haha 
maaf buat mu yahh,kalo aku posting foto ini, aku hanya ingin menyimpannya sbgai kenangan di blog ini, sekali lagi maaf....

Cerita.ku Hari ini

                Kamis,22 Desember 2011 hari pertama gw masuk sekolah lagi setelah ulangan,banyak hal yang terlewatkan ternyata,mulai dari temanku yang hampir setahun pacaran pas gue masuk lahh gw dapat kabar kalo ternyata mereka dah putus,kagetkan.
            Seharian disekolah,gue sama sekali gak pernah lihat kak riyank,gue gak tau dia sekarang dimana. Padahalkan besok pembukaan PORSENI  masa dia gak datag sih,  Udah 5 hari gak ketemu, gue kangen banget pengen lihat dia, yahhh cuman kangenn…. Toh gue sadar dia tuh pacar orang woyyy,apa lagii pacarnya satu sekolahan juga,pas lagi ngayal tentang kak riyank ehh, si wali kelas datang jdi buyar deghh,pasti dia datng Cuma buat marah2 gk jelas doank…
            Ihh,,wali kelas gue memang menjengkelkan banget,gue pengen marah2 juga deh kalo denger dia ngoceh gak jelas, ini hari dia marah2 lagi gara2 baju porseninya gak sesuai sama keinginan dia, kita semua udah capek ngurusinnya dia malah protes gak jelas, ihh gak pengertian banget kan. Pujian yang kita harepin,malah cacimakinya yang kita denger. Woyyy.. itu semua pake duit kalii…
            Gue sama teman temen gue langsung keluar kelas aja, telinga gue panas dengar ocehan dia, ehh pas keluar malah gue lihat si Anu datang (mantan gw,yang gak pengen gue sebutin namanya,tapi suatu saat gue pasti publish tentang dia kok) . si anu malah teriak2 gak jelas juga, bikin telinga panas sama hati dag dig dug ,nggak tau kenapa. Si Anu kalo teriak deket gue tuh kayak di buat2 mungkin dia pengennya gue denger kali yahkk, ahh Sok tau baget sih gue, tapi beneran deh. Dia kayak lagi pengen buat gue cemburu karena kebetulan dia lagi sama pacarnya waktu itu trus pacrnya itu adek kelas gue juga. Mereka berdua bicara2 gitu sambil manggil pake’ nama kesayangannya. Kebetulan gue denger pembicaraan mereka, *yaiyalah mereka berdua bicaranya teriak2 sih* percakapannya gak penting sih tapi yahh semoga dia baca aja deh, dan dia nyadar. Begini percakapannya (kurang lebih) :
Pacarnya Si Anu (A)       : kebbonk,warna apa baju porseni ta’ ?
Si Anu                                  : warna biru
A                                            : biru begini ga ?
Si Anu                                  : bukan penynya’
A                                            : ohh,,
Si Anu                                  : mau mki ga pulang penyya’
A                                            : iya kebbonk…
            Yang gue denger cuman ini,sebenarnya banyak sih yang mereka bicarakan cuman bagian ini yang paling jelas karena semua teman2ku juga diam,jadi kedengaran banget deh suaranya. Aku bingung deh aku cemburu atau gak sih, karena pas gue lihat mereka berdua perasaan gue gak enak, tapi ini Cuma berlangsung selama 3-5 menit,habis itu normal lagi. Tadi gue mau coba nangis tapi gak bisa, maksud gw pengen coba nangis karena gue Cuma ingin membandingkan perasaan gw sama dia sekarang itu gimana. Karena jujur dulu waktu baru awal2 putus gue denger dia pacaran lagi itu bikin gue  nangis sehari semalam ,gak mau makan malaH. Sampe masuk rumah sakit *sadis eyy*(dulu gue sayang banget sama si Anu tpi skrng gue gk tauu perasaan gue ke si Anu itu gimana ) padahal dia pacaran sama cewek Makassar  yang artinya gk satu sekolah,gak satu daerah sama gue. tapi kali ini dia pacaran sama adek kelas gue,mereka berdua satu sekolah sama gue,gue  kenapa  gak nangis kayak dulu dia pacaran sama cewek Makassar itu,otomatis kan gue akan lebih sering ngelihat dia pcaran sama adek klas gue dri pada sama cwek Makassar itu. Apa mungkin perasaan sayang gue ke si Anu itu udah bener2 hilang bahkan gak ada , tapi kenapa perasaan gue masih gak enak kalo lihat mereka berdua, ahhhhhhhhrrrggggg,, gue bener2 bingung,apa maksud dari ini semua. Gue bingung……
Gue sama si Anu udah 8 bulan putus hubungan… ( gue udah posting beberapa curhatan gue tentang dia) kalau mau, silahkan baca Curahan Hatiku untuk Dia  dan Curahan Hatiku Untuk Dia II

            Topic selanjutnya , hari ini hari ibu tapi gue sama mama malah brantem , gak enakk euyy tapi mau gimana lagi nih. Pertengkaran yang terjadi tadi pagi memang bener2 bikin gue sama mama gak saling bertegur sapa, gue punya sifat yang pantang mengucap kata maaf dan sifat ini yang sangat merugikan gue, kenapa gue kayak ginii, ahggg diaa tetep mama gue. Pertengkaran yang terjadi tadi pagi buat gue nangis karena udah ngebentak mama, tapi mama yang mancing emosi gue, mama yang marah-marah terus, aku kan capek mah. Mama ku sayang,, maama tau kan aku kayak gimana,maaf mah aku gak bisa jdi seperti yang mama inginkan…

Buat kalian semua Happy Mother’s Day

Rabu, 21 Desember 2011

Curahan hatiku untuk Dia II

Arrggggghh.
.Gw benci jatuh cinta,Gw benci ada Perkenalan,Gw benci ada Tanggal
Jadian,Gw benci ada Kenangan Hingga saat gw benci adanya Perpisahan..
Gw benci kata-kata dan janji menyakitkan..
Gw benci ucapan kejujuran terakhir lo..
Gw benci membunuh rasa syg yg tulus ini..Hingga saat lo kembali lgi dtg di hidup gw, GW BENCI..

Gw benci semua cara gw utk ngelupain lo,Gw benci memaafkan smua salah lo..
Gw benci hrus ngubah system otak gw lgi..
Gw benci untuk membunuh rasa syg ini lagi dan lagi..Gw benci lo..sungguh gw
benci lo MR. [ I ]

Andai otak dan hati iniportable ,gw pngen menyopot hati dan otak ini..
Lalu gw simpan dalam peti dan gw kunci tutup rapat..
Lalu gw ganti dgn hati dan otak baru yg bebas virus..
Agar semua rasa dan pikiran ttg lo gak akan pernah gw ingat lagi..
Agar gak kan ada tangis lgi di setiap kesunyian mlm gw..
Agar gw bisa hidup tanpa ngeliat ke belakang lgi..
Agar hidup gw gak sehncur ini lgi..
Semua org seakan teriak di telinga gw "udh, lupakan dia,laki2 gak cuma dia di dunia ini..cari laki2 lain..buat apa harapin dia lgi..!!"
Dan gw coba utk jtuh cinta lgi ma laki2 lain..
Tapi apaa??
Tpi yg ada malah menyakiti perasaan yg tulus dri laki2 lain itu..
Sungguh kasihan skali laki2 lain itu..
Gw gak tega dia ngrasain apa yg gw rasain dulu..yg hanya sebatas kasihan..
Tapi,lalu haruuuus bagaimanaaa??
Apa emg hrus dgn pelarian bisa ngelupain dia??
Walaupun gw udh brusaha cri pelarian, tpi tangis air mata ini tetep gak akan kering..
Gw msh saja mengingat kenangan itu..
Gw msh saja brusaha curi2 pandang dgn lo di sekolah ini...
Gw msh saja brusaha utk ingin tau apa yg lo lakukan di hari-hari lo..
Gw msh saja brusaha utk ingin tau apa status FB lo..
Gw msh saja brusaha utk ingin tau siapa cwek yg dekat dgn lo..
Dan ini gak adiiil...Bener2 gak adiil..!
Disaat lo bisa tertawa dgn dunia lo skrg, gw msh saja tersudut dgn kenangan masa lalu sampah ini..
It's not fair for me!!! I really hate u!!
Arggggggggggggggghhhhh...Semua ini berawal dri lo!!
Sungguh lo udh bikin otak gw konslet..
Sungguh lo udh bikin kehidupan gw gak normal..
Sungguh lo udh bikin gw gilaa..
Sungguh lo udh membuat air mata ini terus mengalir..
Gw pngen hidup warass seperti layaknya bocah yg belum pernah tersakiti..
Gw pengen bisa kayak dulu sebelum kenal lo,sebelum tanggal 19September 2010,sebelum gue jatuh cinta sama lo, sebelum gue tau kalau lo itu kakak kelas gue, gu benciiii semuaa ini, gue benci harus kayak gini..

Kamis, 15 Desember 2011

#curhat galauku IV

Gak tau gimana menggambarkan perasaanku sekarang,mau dibilang hancur juga gak tapi mau dibilang gak sakit juga gak,pas aku dapat kepastian bahwa memang kakak kelas ku itu benar2 sudah punya pacar.

Mungkin aku hanya malu karena  semua orang sudah tau bahwa aku suka banget sama dia tapii ya aampuunn setelah ini aku harus bagaimana lagi. Mauu disembunyiin dimana ini muka, pasti mantan.ku udah tertawa terbahak2 karena  tau hal ini mantanku memang dari dulu gak setuju, aku maluu aku takut bahkan mereka semua pun gak peduli. Kenapa aku mesti sakit hati sih mendengar hal itu,bukannya dari dulu aku sudah tau,cuman belum tau pasti. Tapi inii barusan aku dapat pengakuannya,lebih parahnya lagi,pacarnya dia itu adalah adik kelasku sendiri,hancurrrr bangett gak sih cumann MALU iyaa………..

Malu nya sama kakak kelas sama adik kelasku itu,bagaimana kalau pacarnya tau,stop deh WINDA udahh laahhh……. Loe juga gak bakalan matikan kalo gak bisa sama dia,toh dulunya Loe Cuma pura2 suka kan…
Ahhh…pusingg nihh kepala kalo mikirin ini terus,,hufttt anggap aja gak pernah suka sama dia,anggap aja gak pernah tau apa2 tentang diaaa…. STOPPPPPP 

Jumat, 09 Desember 2011

Namanya Ikhsan






aku mengenalnya dua tahun yang lalu, aku  pun  gak sengaja mengenalnya (hahah,,kayak apa saja )karena dia adalah mantan dari adik temanku,aku jad gk enak*hehehe*. dan hampir setahun ini aku menjadi kekasihnya, memang tak mudah menjalani hubungan seperti ini. apa lagi aku masih SMA bisa dibilang ini hanya cinta-cintaan biasa yang kapan saja bisa berakhir namun semua masalah yang aku hadapi saat bersama dia bisa saya atasi dengan bantuan diaa juga. selama ini aku sabar menghadapinya yang kadang membuatku jengkel,aku mengerti keadaan dia yang sangat sibuk dan terkadang tak memiliki waktu banyak untukku,aku pun  semakin sayang padanya. awalnya aku tak punya niat untuk serius  karena aku tahu dia itu kalau pacaran gak pernah lama (heheh sotta ka denkk),tapi lama -kelamaan aku juga gak bisa bohong sama perasaanku kalau aku sayangnya sama dia,aku makin cinta sama dia. meski cinta ini gak kuserahkan sepenuhnya karena aku takut suatu saat dia akan menghancurkannya dan gak bisa mengembalikan hatiku lagi, (saking cinta,jadi takut) aku takut memberikan rasa cinta ini terlalu banyak karena suatu saat nanti jika dia menghilang aku ntak tau harus mencari kemana hatiku yang dia bawa,dan sekarang aku hanya bisa menjalani hubungan ini,aku menyerahkan semuanya pada Sang Pencipta,kelak jika memang dia jodohku,tak ada hal yang bisa membuat aku dan dia berpisah,tapi jika memang bukan,sekuat hati untuk tetap bertahan ujung-ujungnya pasti akan berakhir juga,,LET IT FLOW tapi untuk sekarang aku Sangat Mencintaimu IKHSAN  :* <3